Alkisah di suatu hari Pak Albert Einstein bertemu dengan seorang wartawan yang ingin mewawancarainya tentang pikiran-pikiran kreatifnya. Perbincangan berlangsung hangat, hingga tiba saatnya Sang Wartawan undur diri.
“Pak Einstein, saya gembira dan berterima kasih atas perbincangan yang sangat menarik ini. Bila saya akan mengkonfirmasikan kembali tulisan saya atas hasil diskusi kita ini, apakah saya boleh menelpon Bapak?”
“Tentu saja.”
“Boleh saya tahu nomer telepon Bapak?”
“Sebentar…,” Albert Einstein meraih buku telepon di meja. Dibukanya halaman yang berisi deretan nama berhuruf depan E. Ditelusurnya hingga ditemukannya nama Einstein, Albert dan nomer telepon di sebelahnya.
“Ini nomer saya….” Didiktekannya nomer telepon seperti yang dilihatnya di buku telepon.
Sang Wartawan tidak tahan untuk tidak menanykan hal yang tidak lazim ini, “Pak Einstein, apakah bapak tidak hafal nomer telepon Bapak sendiri?”
“Begini, menurut saya untuk apa saya harus membebani otak saya dengan hal-hal yang bisa saya dapatkan di tempat lain, seperti di buku telepon ini…?”
Tidak diketahui apakah kisah ini sungguh-sungguh terjadi atau sekedar guyonan. Namun memang tidak sama antara melatih otak dan membebani memorinya
“Pak Einstein, saya gembira dan berterima kasih atas perbincangan yang sangat menarik ini. Bila saya akan mengkonfirmasikan kembali tulisan saya atas hasil diskusi kita ini, apakah saya boleh menelpon Bapak?”
“Tentu saja.”
“Boleh saya tahu nomer telepon Bapak?”
“Sebentar…,” Albert Einstein meraih buku telepon di meja. Dibukanya halaman yang berisi deretan nama berhuruf depan E. Ditelusurnya hingga ditemukannya nama Einstein, Albert dan nomer telepon di sebelahnya.
“Ini nomer saya….” Didiktekannya nomer telepon seperti yang dilihatnya di buku telepon.
Sang Wartawan tidak tahan untuk tidak menanykan hal yang tidak lazim ini, “Pak Einstein, apakah bapak tidak hafal nomer telepon Bapak sendiri?”
“Begini, menurut saya untuk apa saya harus membebani otak saya dengan hal-hal yang bisa saya dapatkan di tempat lain, seperti di buku telepon ini…?”
Tidak diketahui apakah kisah ini sungguh-sungguh terjadi atau sekedar guyonan. Namun memang tidak sama antara melatih otak dan membebani memorinya