Monday, April 29, 2013

Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Sebagai Obat Anti Kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang karena persentase kematiannya sangat tinggi. Kanker adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan progresif, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang.

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.

Kanker dapat terjadi di berbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.

Langkah awal dalam pengobatan kanker adalah deteksi dengan benar bahwa gejala yang muncul pada tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas. Deteksi ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan biopsy, sehingga langkah pengobatan bisa dilakukan secara cepat dan tepat. Langkah berikutnya adalah terapi pengobatan dengan cara konvensional. Namun pada kenyataannya pengobatan dengan cara ini sering kali kanker belum bisa diatasi secara total. Disinilah peran tanaman obat/herbal.

Peran utama herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan melokalisir sel-sel kaker sehingga sel-sel kanker tidak mudah menyebar, dan lebih mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih aman untuk tubuh pasien. Contohnya adalah tanaman obat dari ekstrak Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodya pendens). Dalam penggunaannya, tanaman obat ini bisa dipakai bersamaan dengan pengobatan konvensional (pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan hormonterapi) atau setelah pengobatan konvensional selesai dilakukan.

Sarang Semut (Myrmecodia pendans)

Myrmecodia pendans adalah nama latin untuk sarang semut. Spesies Myrmecodia ada 71 spesies namun yang berkhasiat adalah jenis Myrmecodia pendans dengan ukuran rata-rata berdiameter 25 cm dan tinggi 45 cm. Sarang semut tumbuh pada pohon inang setinggi 8 m berada di ketinggian 1100-2500 m dari permukaan laut, dan sudah dikenal oleh masyarakat lokal Asia Tenggara, di Kalimantan Tengah tanaman ini terkenal dengan sebutan anggrek sarang semut atau anggrek tengkorak. Adapun klasifikasi ilmiah dari tanaman sarang semut adalah sebagai berikut :

1. Kerajaan : plantae
2. (unranked) angiosperma
3. (unranked) : eudicots
4. (unranked) : asterids
5. Urutan : gentianales
6. Keluarga : rubiaceae
7. Genus : myrmecodia

Sarang semut (Myrmecodia pendans) merupakan tumbuhan epifit yang menggantung atau menempel pada tumbuhan lain yang lebih besar, batangnya menggelembung dan di dalamnya banyak terdapat ruang atau rongga kecil yang dihuni semut. Tumbuhan sarang semut banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatra, Papua Nugini, Filipina, Kamboja, Malaysia, Cape York, Kepulauan Solomon dan Papua (Lok dan Tan, 2009). Di Papua, populasi sarang semut sangat banyak ditemui di dataran tinggi karena tumbuhan ini menghendaki ketinggian tempat di atas 600 mdpl untuk berkembang biak (Wikipedia, 2011).

Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan suhu di dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam buah sarang semut. Akar sarang semut tidak berfungsi sebagai penyerap unsur hara, hanya sebagai pengikat terhadap pohon inangnya. Benalu berbentuk bonggol inilah yang dimanfaatkan untuk diolah menjadi obat. Efek samping yang negatif dari sarang semut tidak ditemukan, sebaliknya dapat memperbaiki metabolisme tubuh, melancarkan peredaran darah sehingga stamina meningkat (Hertiani dkk, 2010)

Sarang semut mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tannin yang diketahui mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Flavonoid berperan sebagai antibiotik, antivirus untuk virus HIV dan herpes (Soeksmanto dkk, 2010). Selain itu flavonoid juga dimanfaatkan untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migrain, wasir, periodontitis dan kanker. Sarang semut diketahui juga mengandung senyawa antioksidan, vitamin, mineral dan asam formiat. Antioksidan pada semut berperan dalam pembentukan koloni dan menjaga tempat telur jauh dari kuman penyakit.

Kegunaan sarang semut yang semakin meluas untuk pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit menyebabkan tumbuhan ini dieksploitasi dari tempat tumbuhnya di hutan. Akan tetapi eksploitasi ini tidak diiringi dengan penanaman kembali, sehingga populasi sarang semut semakin berkurang. Terhitung keberadaannya di Kalimantan tengah sudah hampir memasuki katagori langka disebabka dari eksploitasi dari tempat tumbuhnya, dan pembabatan hutan secara liar untuk perluasan lahan produksi membuat tanaman ini akan hilang, dimana masyarakat kaliamnatan tengah juga masih banyak yang belum mengetahui bahwa tanaman ini tumbuh di kalimantan. Di Papua sendiri tanaman ini masih banyak tapi apabila eksploitasi terus-terusan terjadi tanaman ini juga bisa-bisa hanya tinggal nama.

Salah satu penelitian ilmiah tentang tumbuhan sarang semut


Simak testimoni orang-orang yang sudah mengkonsumsi ekstrak sarang semut di sini

Apabila Anda ingin mendapatkan produk ekstrak sarang sermut berkualitas, Silahkan klik di sini

Pustaka :
Hertiani, T., E. Sasmito, Sumardi dan M. Ulfah. 2010. Preliminary study on immunomodulatory effect of sarang-semut tubers Myrmecodia tuberose and Myrmecodia pendens. Online Journal of Biological Sciences 10(3):136-141.
Lok, A.F.S.L. dan H.T.W. Tan. 2009. Tuberous, epiphytic, rubiaceous myrmecophytes of Singapore. Nature in Singapore 2:231-236

Soeksmanto, A., M.A. Subroto, H. Wijaya and P. Simanjuntak. 2010. Anticancer Activity Test for Extracts of Sarang Semut Plant (Myrmecodya pendens) to HeLa and MCM-B2 Cells. Pakistan Journal of Biological Sciences 13(3):148-151.
Wikipedia. 2011. Myrmecodia. http://en.wikipedia.org/wiki/Myrmecodia. tanggal akses 10 November 2011




Read more >>
---------------------------------------------------------------------
Cara Meningkatkan Kemampuan untuk Presentasi yang Sukses
Cara belajar EKG secara otodidak dengan cepat
Belajar Ngomong Bahasa inggris tanpa pusing karena Grammar
MOHON KESEDIAAN PEMBACA UNTUK MEMBERIKAN PLUS ONE (+1) UNTUK POSTING INI

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Like it !